Melihat Lebih Dalam Ancaman Serangan Siber di Indonesia
Seringkali kita mendengar bahwa era industri 4.0 atau era digital merupakan era yang diidamkan oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Menurut mereka, era ini dapat meningkatkan efisiensi dalam menjalankankehidupan sosial, hingga ekonomi. Sebagai contoh, dengan adanya sosial media, kita dapat menambah teman dari berbagai daerah maupun negara. Lalu, kita juga dapat mempromosikan produk yang kita jual di sosial media sehingga dapat menjangkau area promosi yang lebih luas.
Tidak hanya dua contoh diatas saja, sistem digital juga mampu membantu kita dalam hal pekerjaan. Dengan adanya infrastruktur cloud, kita dapat menjalankan pekerjaan kita tanpa harus ke kantor. Tentunya hal ini sangat membantu kita ketika dalam kondisi darurat seperti terjebak macet atau bahkan ketika kasus virus Covid-19 sedang merebak dimana-mana.
Namun, dibalik segala manfaatnya, potensi ancaman serangan siber pun semakin meningkat dan bervariasi di setiap tahunnya. Menurut data BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), terdapat total 714.170.967 serangan siber yang terjadi di sepanjang awal hingga pertengahan tahun 2022 di Indonesia.
Serangan ransomware atau serangan malware yang berujung meminta tebusan pada pemiliki data masih menempati posisi puncak, disusul oleh serangan siber yang menggunakan metode phishing dan eksploitasi kerentanan di peringkat dua dan tiga. Selain itu, serangan web defacement atau metode peretasan yang mengubah konten website, misalnya mengganti layout, font, memunculkan iklan, sampai perubahan konten keseluruhan. Peretasan ini juga bisa masuk lebih jauh hingga mencuri data dan sebagainya.
Dilihat dari motif serangannya pun bermacam-macam. Mulai dari yang hanya sekedar iseng, dendam atau tidak suka pada instansi tertentu, hingga motif mencari keuntungan secara materi. Hal seperti ini masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri di Indonesia, terlebih lagi karena jumlah praktisi keamanan siber masih dibawah dari angka yang dibutuhkan. Maka dari itu, inisiasi dari pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan jumlah praktisi keamanan siber di Indonesia sangat dibutuhkan demi kepentingan masyarakat umum.
Inisiasi tersebut bisa dituangkan dalam bentuk seminar literasi keamanan siber, pelatihan dan sertifikasi praktisi keamanan siber, atau bisa juga dengan meningkatkan infrastruktur keamanan siber negara.
0 Comments